Sabtu, 29 Mei 2010

Mana Janji Manismu?????

Ketika ramainya masa kampanye saat pemilu legislatif, spanduk berisi janji suci dari seorang yang mancalonkan diri sebagai wakil rakyat tertempel dimana-mana. Baliho super besar menghiasi semaraknya pesta demokrasi lima tahunan itu. Banyak yang bilang, itu pesta rakyat. Gombalan para politisi menghiasi seluruh sudut kota, mulai dari perempatan jalan hingga pusat-pusat umum lainnya. Namun, semua itu seakan musnah dan terbantahkan, spanduk dan baliho seakan hanya alat hipnotis belaka untuk memuluskan jalan mereka menuju kekuasaan.

Ketika aku menaiki kereta api untuk pulang setelah menimba ilmu dikampus, aku disuguhi adegan oleh seorang ( mungkin bisa dibilang pengemis ) perempuan yang berpenampilan sangat kotor. Perempuan itu berjalan seperti tokoh makhluk halus dalam film horror ( suster ngesot ). Sambil “ ngesot “, perempuan itu mengeluarkan kata-kata yang sangat susah dimengerti oleh aku ( mungkin orang lain juga ) dan melakukan adegan seperti dalam tari-tarian kuda lumping yang kesurupan. Perempuan itu mengambil sampah bekas makanan dan minuman dari kolong tempat duduk para penumpang kereta api dan langsung memakannya. Yang lebih membuat aku miris, kadang perempuan itu memakan seperti ( maaf ) kucing ( memakan tanpa menggunakan tangan / langsung pakai mulut ) sementara sisa-sisa makanan itu masih tergeletak di lantai kereta api, terkadang menjilatinya.

“ Ya Allah, apa makna yang baru saja aku saksikan ini??? “, Tanya aku dalam hati. Karena tak kuasa aku menyaksikan perempuan yang sedang memakan makanan sisa dan menjilatinya ( sisa makanan dilantai kereta ), aku pun memalingkan muka keluar kereta api. Tepat ketika aku melihat keluar kereta api, aku menyaksikan deretan rumah mewah dan terdapat tulisan di bagian depan komplek rumah mewah tersebut, “ komplek rumah dinas anggota DPR RI “. Ya, aku baru saja melewati komplek perumahan mewah yang diperuntukan untuk para anggota dewan legislatif yang terhormat itu. Saat itu juga akupun teringat pemberitaan soal rencana renovasi rumah dinas para anggota DPR RI yang anggarannya tidak sedikit beberapa waktu lalu dan rencana pembangunan atau perenovasian gedung nusantara ( kantor para anggota DPR RI ) yang dinilai oleh beberapa anggota DPR RI yang baru beberapa bulan menjabat itu sudah kurang layak dihuni karena gedung nusantara sekarang sudah mengalami kemiringan.

Ingatanku itu tak pelak mambuat aku kesal dan sedih akan nasib segelintir rakyat Indonesia. Fakta dikereta api itu adalah bukti susahnya hidup dinegara kaya ini untuk sebagian masyarakat. Saat itu pula aku bingung, dan malu terhadap diri sendiri. Aku kepingin membantu semampuku kepada perempuan itu, namun aku tak sanggup. Bantuanku hanya sekedar selembar uang seribu rupiah. Maaf..
Aku hanya salah satu manusia urban yang memimpikan kehidupan dikota besar, seperti Jakarta ini. Dan aku belum bisa membantu sesama. Tetapi, saat itu juga aku bertanya-tanya dalam hati mengenai kinerja para anggota DPR RI yang sudah dipilih langsung oleh rakyat saat pemilu lalu. Sebagian rakyat memilih calon wakil rakyat dengan penuh harap agar bisa menjadi penghubung kepada pemerintah untuk dapat mensejahterakan rakyat. Calon anggota DPR RI mungkin dianggap dewa penolong oleh sebagian rakyat, namun realitanya sama sekali tidak seperti yang diharapkan. Yang saya lihat para anggota DPR RI hanya mementingkan kepentingan mereka dan organisasinya sendiri. Rakyat, yang notabene adalah konstituen para anggota DPR RI hanya dianggap sebagai “ jembatan “ menuju ke Senayan, bukan tujuan untuk menuju ke Senayan.

Para anggota DPR RI harus bisa merubah nasib rakyat Indonesia yang masih hidup jauh dari kesejahteraan. Anggota dewan harus menjadi jembatan atau penghubung kepada pemerintah dan mengawasi kinerja pemerintah untuk dapat mensejahterakan seluruh rakyat Indonesia. Bukan memperioritaskan para elite di Indonesia. Jangan hanya bicara ( soal kebutuhan rakyat ) saat menyerang lawan politik, tetapi setiap saat harus membicarakan soal kesejahteraan rakyat yang masih jauh itu. Mungkin, perempuan yang tadi saya ceritakan adalah salah satu konstituen yang sekarang duduk manis dikursi DPR RI. Kursi yang harus menjadi saksi semangat para anggota dewan terhormat menjalani masa tugas sebagai wakil seluruh rakyat, bukan segelintir rakyat. Anggota DPR adalah satu-satunya penghubung, penyeru, dan pengawas terhadap pemerintah yang dipilih langsung oleh rakyat. Maka seyogyanya harus dapat bekerja untuk rakyat, bangsa dan tanah air.

Anggota DPR harus dapat membuktikan kepada semua bahwa Indonesia itu kaya. Jangan ada lagi perempuan yang memakan makanan sisa dikereta, manusia gerobak yang hidupnya nomaden, dan pencari sumbangan palsu. DPR harus mengontrol dengan benar pemanfaatan kekayaan alam dan sumber daya manusia oleh pemerintah agar rakyat sejahtera. Jangan hanya gencar meminta dana untuk merenovasi rumah dinasnya, jangan hanya meminta dana untuk pembangunan gedung kantor baru karena alasan gedung sudah miring. Jangan.. Sejahterakan rakyat sesuai janji kampanye kalian wahai angota DPR yang terhormat!!

Jangan sampai ada persepsi bahwa yang miring bukan gedung kantornya, tetapi para aggota DPRnya. Maka, sejahterakan lah rakyat yang sudah memilihu sebagai wakil mereka.

1 komentar:

  1. eh w pikir ini blog sapa ga taunya si gondrong.. wew.. mendingan mampir kw blog w ja. check it out bro http://www.istanasultankata.blogspot.com kalau suka di follow yaa ^^ thank you

    BalasHapus